My Queen
Jangan Lupa Klik di bawah ini !!!
Jumat, 25 November 2016
Kamis, 01 September 2016
Bore Up mio Selembaran Stoke 12mm
Ini tantangan
yang menarik. Mengorek Yamaha Mio sampai extrem tapi tampilan mesin
terlihat standar dengan yang powernya bengis. Itulah cara yang dilakukan
Chandra Sopandi dari bengkel bubut Master Tjendana, Bandung.
Merakit Yamaha buat drag resmi. Chandra akali supaya bisa mendongkrak kapasitas silinder sebesar-besarnya namun tampilan mesin standar. Caranya ditempuh dengan bore up dan stroke up tapi paking masih selembar.
Aksi bore up paling gampang ditempuh. Tekniknya aplikasi seher besar yang dicomot dari Honda CBR 150R. “Dipilih yang punya diameter 67,5 mm,” jelas pebengkel yang bermarkas di Jl. Pagarsih, No. 146, Bandung itu.
Wah, besar banget ya. Itu sih sama saja dengan aplikasi seher CBR 150R oversize 400. Kan standarnya hanya 63,5 mm. Tapi, tidak aneh karena seher besar ini sudah banyak di pasaran.
Selanjutnya Chandra berpikir agar naik stroke besar tapi paking blok tetap standar alias selembar kertas. Sebab kalau menggunakan seher CBR dan setang seher standar, kenaik tertinggi maksimum 6 mm. Chandra mau yang lebih extrem lagi.
Lantas Chandra berpikir menggunakan setang seher yang lebih pendek dari asli Mio. Namun dipastikan piston akan mentok bandul kruk as ketika posisi TMB (Titik Mati Bawah).
Supaya aman, Chandra memang pilih setang seher yang lebih pendek. Tapi, big end dipilih yang lebih kecil. Teknik naik stroke tidak menggunakan pen stroke. Dia lebih memilih menggeser lubang big end di bandul kruk as.
Akhirnya melalui perhitungan yang matang dan beberapa kali percobaan didapat hasil memuaskan. “Korbannya beberapa seher pecah akibat menabrak bandul kruk as,” jelas Chandra yang sudah mengorbankan 4 seher untuk riset.
Kini stroke atau langkah seher sudah naik lumayan extrem. Sudah lebih naik 12 mm. Jadinya kapasitas silinder bisa dihitung. Menggunakan kalkulator dipadukan dengan diameter seher yang 67,5 mm, maka kapasitas silindernya jadi 250 cc.
Suatu angka yang lumayan besar. Namun dari beberapa kali tes dengan jarak 201 meter belum didapat waktu yang mendekati motor-motor 300 cc Thailand. Mungkin karena berat joki.
Tapi, untuk ukuran motor balap liar bisa dibilang lumayan. Tinggal seting rasio dan komponen CVT. Menyesuaikan jarak yang akan ditempuh. Kini rasi sudah menggunakan ukuran 15/38 karena untuk trek 201 meter.
klep 34/30
Sebagai tukang pasang klep besar, dipastikan mudah aplikasinya. Untuk kapasitas silinder yang sudah buncit, Chandra memilih menggunakan klep isap 34 mm. Sementara klep buangnya pilih yang 30 mm.
Lubang isap dikorek sampai dengan 31 mm. Untuk lubang buangnya dibikin jadi 28 mm. Suplai bahan bakar menggunakan karbu Mikuni 30 mm. Jenisnya jadul abis karena pengabut bahan bakar tipe ini sempat ngetop sebelum karbu RX-King beken.
Spuyernya diseting sesuai suhu Bandung. Main-jet menggunakan ukuran 135 dan pilot-jet 35. Ukuran spuyer ini tanpa reamer karburator.
Untuk per klepnya menggunakan pegas punya Honda Sonic. Namun dimodifikasi lagi supaya punya lift yang lebih tinggi. Juga supaya lebih keras lagi.
Paling penting lagi, penggunaan knalpot. Kata mekanik nyentrik ini, pilih menggunakan buatan dewek. Bentuknya lebih panjang yang katanya lebih bertenaga di trek panjang..
Merakit Yamaha buat drag resmi. Chandra akali supaya bisa mendongkrak kapasitas silinder sebesar-besarnya namun tampilan mesin standar. Caranya ditempuh dengan bore up dan stroke up tapi paking masih selembar.
Aksi bore up paling gampang ditempuh. Tekniknya aplikasi seher besar yang dicomot dari Honda CBR 150R. “Dipilih yang punya diameter 67,5 mm,” jelas pebengkel yang bermarkas di Jl. Pagarsih, No. 146, Bandung itu.
Wah, besar banget ya. Itu sih sama saja dengan aplikasi seher CBR 150R oversize 400. Kan standarnya hanya 63,5 mm. Tapi, tidak aneh karena seher besar ini sudah banyak di pasaran.
Selanjutnya Chandra berpikir agar naik stroke besar tapi paking blok tetap standar alias selembar kertas. Sebab kalau menggunakan seher CBR dan setang seher standar, kenaik tertinggi maksimum 6 mm. Chandra mau yang lebih extrem lagi.
Lantas Chandra berpikir menggunakan setang seher yang lebih pendek dari asli Mio. Namun dipastikan piston akan mentok bandul kruk as ketika posisi TMB (Titik Mati Bawah).
Supaya aman, Chandra memang pilih setang seher yang lebih pendek. Tapi, big end dipilih yang lebih kecil. Teknik naik stroke tidak menggunakan pen stroke. Dia lebih memilih menggeser lubang big end di bandul kruk as.
Akhirnya melalui perhitungan yang matang dan beberapa kali percobaan didapat hasil memuaskan. “Korbannya beberapa seher pecah akibat menabrak bandul kruk as,” jelas Chandra yang sudah mengorbankan 4 seher untuk riset.
Kini stroke atau langkah seher sudah naik lumayan extrem. Sudah lebih naik 12 mm. Jadinya kapasitas silinder bisa dihitung. Menggunakan kalkulator dipadukan dengan diameter seher yang 67,5 mm, maka kapasitas silindernya jadi 250 cc.
Suatu angka yang lumayan besar. Namun dari beberapa kali tes dengan jarak 201 meter belum didapat waktu yang mendekati motor-motor 300 cc Thailand. Mungkin karena berat joki.
Tapi, untuk ukuran motor balap liar bisa dibilang lumayan. Tinggal seting rasio dan komponen CVT. Menyesuaikan jarak yang akan ditempuh. Kini rasi sudah menggunakan ukuran 15/38 karena untuk trek 201 meter.

Sebagai tukang pasang klep besar, dipastikan mudah aplikasinya. Untuk kapasitas silinder yang sudah buncit, Chandra memilih menggunakan klep isap 34 mm. Sementara klep buangnya pilih yang 30 mm.
Lubang isap dikorek sampai dengan 31 mm. Untuk lubang buangnya dibikin jadi 28 mm. Suplai bahan bakar menggunakan karbu Mikuni 30 mm. Jenisnya jadul abis karena pengabut bahan bakar tipe ini sempat ngetop sebelum karbu RX-King beken.
Spuyernya diseting sesuai suhu Bandung. Main-jet menggunakan ukuran 135 dan pilot-jet 35. Ukuran spuyer ini tanpa reamer karburator.
Untuk per klepnya menggunakan pegas punya Honda Sonic. Namun dimodifikasi lagi supaya punya lift yang lebih tinggi. Juga supaya lebih keras lagi.
Paling penting lagi, penggunaan knalpot. Kata mekanik nyentrik ini, pilih menggunakan buatan dewek. Bentuknya lebih panjang yang katanya lebih bertenaga di trek panjang..
Bore Up mio 58 sampai 65
- Setelah mengikuti perkembangan bore up Mio hingga ramai diaplikasi dipakai balap, gerai variasi pun makin getol meluncurkan varian part bore up ke pasaran. Khususnya ukuran 58,5 mm dan 65 mm. Disini ada aturan yang menarik untuk diikuti, sehubungan dengan mekanis mesin skutik yang selalu bergasing di rpm tinggi. “Paling mengkhawatirkan adalah sisa ketebalan liner yang ideal serta tinggi pantat silinder, agar tetap aman, ”buka Ayung dari Rayya Perkasa Motosport di Kalibutuh 131, Surabaya. Sesuai dengan hasil riset dan data yang dikumpulkan, untuk bore up 65 mm ketebalan liner adalah 2,5 mm. Sedang yang bore up 58,5 mm perhitungan sisa ketebalan liner nya masih aman dalam hitungan 4,5 mm. Bagaimana dengan tinggi piston yang ideal ? Hal ini layaknya dijadikan prioritas saat proses bore up. Sebab tinggi piston juga berpengaruh dengan keamanan piston itu sendiri. “Kalau terlalu tinggi dan lebih dari 38,5 mm, bisa jadi ketika piston berada di TMB pantat piston akan membentur stang piston dan daun as kruk. Tinggi piston 37,5 mm berlaku buat bore up 65 mm, ”ingat Ayung. Sedang bore up 58,5 mm, tinggi pistonnya dapat memakai ukuran 38,5 mm. Sebab, makin kecilnya diameter piston, makin jauh pula jarak pantat piston dengan stang piston. Sehingga masih aman meskipun lebih tinggi dimensi pistonnya. Beda dengan bagian tinggi pantat linernya, kalau bore up 65 mm tinggi pantat liner dapat diaplikasi dengan tinggi 21 mm. Dan yang bore up 58,5 mm, untuk tinggi pantat linernya bisa memakai 20 mm. “Kalau di bagian ini hanya mengikuti dimensi tinggi piston, untuk memastikan keseluruhan bodi piston mendapat pelumasan maksimal,”yakin Ayung. .:CDI : BRT i-Max Diposkan oleh heru di 07.19 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Kamis, 27 Desember 2012 oprek mio gak bikin boros seekarang lagi maraknya matik atau skubek. matik tersebut dikenal sebagai motor cewe. tapi jangan salah bos. mio kesayangan anda juga bikin ngacir seperti motor manual biasanya. tapi kadang banyak yang mengeluh bahan bakar boros bos kalo untuk harian.jangan khawatir bos, kita bisa oprek dibagian cover CVTnya. namanya juga matic pasti berhubungan dengan CVT. dibagian ini ada komponen yaitu rooler, pegas cvt, dan lain sebagainya. sesuai dengan keinginan anda mau trek cepat atau dalam kota dan trek panjang atau top speed. untuk yang menginginkan akselerasi bisa ganti rooler yang lebih ringan dari standar. misal standar mio 12gram, bisa diganti dengan yang lebih ringan, misal ganti dengan ukuran 9gram, kemudian per atau pegas CVT ganti dengan yang lebih lunak. banyak tersedia di speed shop. harga varian, mulai dari 70ribuan. untuk rooler juga banyak tersedia di speed shop. ada yang paket, ada juga yang ngecer. rata- rata harga 70AN ribu. sedang yang suka bepergian jauh dan mengiginkan top speed naik, gampang saja rooler di ganti dengan ukuran yang berat, misal naik jadi 13gram. kemudian pegas driven face ganti dengan yang bertipikal keras. tapi angkatan pertama atau awalan agak berat dikit. nah, teman teman bisa praktikan pada mio harian kesayangan anda. murah meriah gak boros. ramah linkungan juga. tapi tarikan beda dengan standar. tanpa oprek mesin mio meski skubek gak punya gigi, tapi besutan yang memakai CVT ini bisa ngacir tanpa harus di bore up yang mengeluarkan uang banyak,.juga merusak mesin kalau buat harian,.ada satu cara untuk mengubah mio harian anda standar tapi ngacir di jalan raya. yaitu dengan mengubah sistem pengapian. dari situ kita dapat mendapatkan performa tarikan mesin tetappi mesin masih standar bosss,,... yang paling penting adalah mengganti perangkat pengapian mulai dari CDI,KOIL, dan busi.sekarang sudah banyak tersedia CDI aftermarketn yang harganya bervarian. sebut saja CDI BRT yang kiini keran di dunia balap drag di tanah air.harganya juga tidak selangit seperti produk jepang. kisaran harga sekitar 350an. karena sumber pengapian dari CDI maka CDI lawas dilangsir dengan yang racing. sebetulnya standar mio juga sudah bagus. tapi masih kurang maksimal. kemudian lanjut ke koil. koil berfungsi menyemburkan api yang ditransfer ke CDI. agar semburannya maksimal ganti dengan yang racing. kemudian yang terakhir yaitu busi. busi fungsinya mentransfer semburan dari koil. agar maksimal pembakaranyya nanti. sobat dirumah berminat untuk mengoprek mio harian anda tanpa mem bore up mesin anda? di bawah spek merek dan harga CDI, koil CDI BRT = RP350.000, varro = Rp250.000, xp = 300.000, rektor = Rp585.000 KOIL tk = Rp150.000, blue tundher = Rp160.000, tdr = Rp225.000, ktc = Rp110.000..ibenkloki.bloger.com
Bore Up mio 58 Ngacir
Yamaha Mio milik Andika Saputra ini sepintas gak
terlalu istimewa. Tapi, dibalik tampang standar itu, sangat disegani di
arena balap gopek (500) meter di kawasan Ancol, Jakarta Utara, lantara
sering menang. Silakan yuk bongkar rahasia Yamaha Mio spesialis menang 500 meter.
“Soalnya, masih dipake buat kerja sehari-hari. Jadi, semua part safety kayak lampu, sein dan spion masih kepasang. Tapi, spek mesin dijamin joss bang,” terang Andika yang ngejokiin langsung motornya ini.
SILINDER
Bongkar rahasia Yamaha Mio spesialis menang 500 meter yang
main di kelas 58 bebasan (bore up piston 58 mm dengan ubahan bebas),
seher pakai produk FIM 58 mm. “Piston ini lebih sip buat main di rpm
tinggi,” bilangnya. Sementara kompresi mesin diset 11,5 : 1 dengan bahan
bakar Pertamax Plus. “Tapi, kalau buat harian, pakai Pertamax. Kompresi
segitu masih cukup,” imbuh Andika.
HEAD
Bongkar rahasia Yamaha Mio spesialis menang 500 meter klep masuk/keluarnya diganti pakai ukuran 29/24,5 mm (in/ex). Profil noken as pun dirancang ulang dengan durasi 270°, baik in maupun ex. Tinggi angkatan klepnya dibikin mencapai 8,8 mm.

KARBURATOR
Buat memenuhi permintaan asupan bahan
bakar yang bertambah, komponen pengabut bahan bakar yang oleh Andika
masih pakai karburator standar, venturinya direamer jadi 26 mm. Sementara spuyernya, pilot jet pakai 60 dan main jet 130. “Kalo main di kelas selembaran, karbu standar lebih enak diseting ketimbang pakai karbu gede,” terangnya.
CVT
Sektor CVT masih banyak menggunakan part-part standar. “Cuma ngebubut ulang pulley depan dengan kemiringan 13°. Kemudian dikombinasi roller 8 gram dan 9 gram yang dipasang secara menyilang,” bebernya
Bore up Mio
step 1>> ganti knalpot racing (dan pilot jet kalo
perlu),roller, per cvt,…(dengan ubahan ini tidak akan menambah top
speed, tapi akselerasi bertambah).estimasi biaya :
knalpot:(HRP) kisaran 200rb
(AHM)kisaran 350-400rb
(yy pang) kisaran 250-350 rb
(endurance) kisaran 500-600rb
(DBS) kisaran 1,2-1,4 jt
(TDR) kisaran 800 rb dsb,
*masing-masing knalpot punya spek sendiri..enak di rpm bwh,
medium, atau high, atau gabungan diantaranya..
roller: satu buah paling 9rb atu 10 rb..
pakai kombinasi 9gr-11gr, atau 10gr-10,8gr(std)… (yg paling
umum utk mtr std), atau terserah anda..tergantung di rpm berapa anda
ingin bermain..
per cvt: ada merk lhk,cld,kitaco,barra,dsb…kisaran 80-110rb..
per cvt yang merah untuk 2000rpm,yang putih 1500rpm..
step 2>> papas head 0,5-0,8 mm,noken as racing,per klep racing,
koil racing,CDI racing unlimiter…(nah di tahap ini mulai serius karena
ada beberapa part std yang kena bubut, dan mesin mulai
dibongkar-bongkar..)
Papas head: 0.5-0,8 mm..kisaran paling 25 rb..tergantung
bengkel bubutnya, dan ongkos bongkar head cyllinder
+ skir klep..kisaran 50rb,75rb tergantung bengkel
noken as racing: beragam merk CLD,LHK,KAWAHARA, kisaran harga
sekitar 300rb-450rb..
*masing-masing noken as punya spek sendiri ada
yang korek harian atau kompetisi, dibedakan
atas
derajatnya..misal-280drajat,sampe 330 drajat
*jika mengganti noken as dgn yg racing, maka per
klep jg hrs diganti yg lebih keras(racing)
untuk
menghindari klep floating pada putaran atas.
merk beragam sama spt diatas..
*tenaga pada mesin 4 tak (4 stroke) yg besar,
berasal dari modifikasi head (utk kompresi),
dan
durasi noken as !!
koil racing: ada beberapa merk: XP andrion,blue thunder,nology,
CLD,kitaco,,,dsb harga kisaran 150rb-250rb..
*koil akan bekerja maksimal jika juga dilakukan
perubahan pada CDI.
CDI racing : Ada beberapa merk: XP,black hawk,kitti,shindengen,BRT,
kitaco,rextor,dsb…kisaran 250-1jt..
*beberapa CDI racing ada yang yang bisa diprogram
(programmable), dan ada yang dual band..
*masing-masing CDI tsb mempunyai spek derajat
pengapian yang berbeda..(tanya penjual)
* NOTE: produk yang baik pasti akan menyertakan
spek nya pada kemasan..
step 3>>membesarkan CC alias Bore UP!!!!
ini adalah step yang paling sangat serius walaupun masih
dapat digunakan untuk harian.banyak part yang harus diganti untuk
mengimbangi besarnya tenaga..dan agar tenaga yang besar tsb dapat
maksimal..
banyak merk di pasaran untuk blok bore up:
merk eon (diameter 58,5mm) kisaran 600-750 rb (yg ceramic)
merk RRGS (diameter 58,5) kisaran 700-850 rb
merk posh..(hilang di pasaran)…dsb
jika piston diganti dengan ukuran 58,5 mm maka mio/nouvo akan bengkak
menjadi 155cc (dengan stroke std)..
untuk merk RRGS juga terdapat hingga diameter 73mm (kalo ga salah)..tapi
yang pasti diatas 58,5 mm maka crankcase harus dibubut…
untuk paket yang lebih murah, jg terdapat piston merk HI-speed dengan
uk.69mm ke atas (tanpa blok)..bisa didapat di harapan motor
(cineng)kebon jeruk III, atau MC racing..
atau untuk pembesaran hingga 125 cc dapat digunakan piston daytona
khusus untuk mio/nouvo.. bisa didapat di daytona ciledug (sebelah raja
motor).
setelah pembesaran diameter piston maka selanjutnya adalah pembesaran
diameter klep,bisa memakai klep sonic atau shogun atau dapat dibeli
paket yang langsung plek beserta head cylinder..
bisa didapat di matic shop ciledug, JP racing, Raja motor ciledug,matic
corner cinere,dsb….harga kisaran 1,2-1,8 jt..
jika anda memodifikasi sendiri head cylinder, harap diperhatikan Squish
yang diaplikasi…
untuk mengimbangi tenaga yang besar, maka belt harus kuat (kevlar) walau
untuk harian belt std jg msh dapat diandalkan. juga rumah roller
(variator) harus diganti dgn yg lebih besar (kitaco,RRGS,TDR,…dsb)…
setelah itu adalah penyaluran tenaga yaitu gigi rasio…
penggantian rasio tergantung dengan trek (harian, drag, atau road
race).tapi untuk herian yang kadang-kadang dipakai berboncengan gigi
rasio std nouvo udh lmyn panjang.
kemudian hal yang vital yang harus diganti adalah karburator..
biasanya memakai keihin PE 28,krn harganya lumayan terjangkau…kisaran
450-550rb…dan selanjutnya adalah setting spuyer (main jet-pilot jet).
modifikasi diatas biasa dilakukan pada motor mio/nouvo…
semuanya tergantung mekanik atau bengkel yang menjadi bidan motor anda…
untuk step 2 dam step 3 yang pasti top speed bertambah tergantung ubahan
yang dilakukan dan keberanian anda….
Langganan:
Postingan (Atom)